Disebuah daerah di negeri Kurdi, ada seorang hakim yang adil dan pintar. Kabar tentang keadilan hakim itu telah tersebar ke mana-mana. Akhirnya, kabar itu sampai ke telingan sang raja di ibu kota Kurdi. Sang raja merasa gembira karena memiliki hakim yang adil dan bijkasana, serta dipercaya oleh manusia.
Meskipun demikian, sang raja berkata dalam hati,”Aku tidak cukup hanya mendengar tentang keadilan hakim itu, seperti yang dikatakan orang-orang….aku harus membuktikannya sendiri!”
Akhirnya, raja itu meninggalkan kerajaannya dengan menyamar sebagai lelaki berjanggut putih dan berpakaian sederhana layaknya masyarakat biasa. Penyamarannya begitu sempurna. Janggut palsunya sulit dibedakan dari janggut asli. Dengan begitu, tidak ada orang yang tahu kalau dia sebenarnya dia adalah sang raja.
Lalu, dia menunggang kudanya menuju daerah di mana hakim itu berada. Dia pergi diam-diam tanpa didampingi seorang pengawalpun.
Di tengah perjalanan, dia melihat pengemis yang berjalan kelelahan. Pengemis itu mengulurkan tangan kepada orang-orang yang hendak meminta bantuan. Sang raja yang menyamar merasa kasihan pada pengemis itu.
Dia mendekati pengemis itu dan bertanya,”Pak mau kemana sebetulnya tujuanmu?”
“Aku mau ke kota di utara sana, tetapi masih jauh sekali,” jawab pengemis itu.
“Kalau begitu, bagaimana jika Bapak ikut bersamaku, aku juga mau kesana,” sang raja menawarkan jasa.
Mula-mula pengemis itu tidak mau. Akan tetapi, akhirnya dia mau juga setelah dijelaskan bahwa jarak kota yang ditujunya masih jauh. Raja menyuruh dia naik ke kudanya. Dan dia tidak tahu kalau yang menolongnya adalah rajanya yang terkenal baik hati itu.
Setelah berjalan setengah hari lamanya, sampailah kuda itu di kota yang dituju dengan membawa sang raja dan pengemis.
Lelaki berjanggut itu berkata,”Kita sudah sampai di kota….kau sekarang bisa turun….Tetapi hati-hati jangan sampai terjatuh!”
Namun, pengemis itu malah menjawab dengan suara tinggi,”Enak saja kau ini! Kuda ini milikku! Bagaimana kau berani mengusirku? Kau yang seharusnya turun dari kudaku!”
Pengemis itu lalau berteriak keras dan memanggil orang-orang. Dia minta pertolongan karena kudanya akan dirampas lelaki yang berjanggut itu. Tidak lama kemudian, orang-orang berkumpul mengelilingi mereka.
“Ini kudaku!” kata pengemis.
“Kau dusta, ini kudaku!” kata lelaki berjanggut.
“Kau yang dusta, kau mau merampas kudaku!” tukas si pengemis.
Lalu keduanya adu mulut dengan suara keras. Orang-orang yang ada di sekeliling tidak bisa memberi keputusan karena kedua orang itu sama-sama orang asing yang tidak mereka kenal. Meraka tidak tahu, lelaki mana yang benar perkataannya.
Tiba-tiba seorang lelaki berkata.”Ayo kita pergi ke tempat hakim dia akan memberikan keputusan kepada kalian berdua secara adil!”
Orang-orang menghadapkan mereka kepada hakim dan kebetulan hakim lagi duduk dikursinya untuk menyelesaikan masalah yang sangat banyak.
Kemudian, lelaki berjanggut itu berdiri di depan hakaim dan menceritakan ihwal pertemuannya dengan lelaki pengemis itu.
Mendengar perkatan lelaki berjanggut itu, sang pengemis berteriak,”Dia bohong, Tuan Hakim. Kuda itu milikku. Dialah yang membonceng padaku! Aku yang menolongnya untuk menunjukkan jalan ke kota. Setelah sampai di kota, dia malah ingin mengusirku dari kudaku!”
Dengan tenang, hakim berkata,”Kuda itu tinggalkanlah di sini. Letakkan di kandang yang ada di belakang pengadilan. Kalian berdua pergilah sekarang. Datanglah besok pagi, aku akan memberikan keputusan!”
Lalu, orang-orang dan dua lelaki berjanggut dan pengemis itu pergi meninggalkan pengadilan.
Pagi harinya lelaki berjanggut dan pengemis itu kembali datang ke pengadilan.
Sang hakim bangkit dari kursinya dan berkata pada mereka berdua,”Ayo, kalian berdua, ikut aku!”
Tuan hakim berjalan menuju kandang kuda, diikuti oleh lelaki berjanggut dan pengemis. akhirnya, mereka bertiga sampai di kandang.
Kuda itu berdiri tegak di dalam kandang. Sesekali ia berjalan dan menggerakkan ekornya. Mereka bertiga diam di situ beberapa saat.
Lalu, tuan hakim mengajak mereka kembali ke pengadilan. Begitu sampai di pengadilan, hakim memutuskan bahwa kuda itu milik lelaki berjanggut. Lalu hakim menyuruh petugas untuk menghukum lelaki pengemis, dengan hukuman cambuk.
Pada waktu malam, lelaki berjanggut itu berkunjung kerumah hakim dan berkata,”Bagaiman kau bisa mengetahui hal yang sebenarnya?”
Hakim itu menjawab,”Gampang sekali, ketika kalian berdua masuk kandang bersamaku pagi tadi, aku perhatikan kuda itu bergerak mendekatimu dan mencium-cium baumu. Akan tetapi, dia tidak mendekati lelaki itu, seolah-olah tidak mengenalnya. Saat itulah aku tahu bahwa kuda itu adalah milikmu, sebab dia telah akrab dengan bau badan dan sosokmu.”
Lelaki berjanggut itu tersenyum dan berkata,”Apakah kau tahu siapa aku sebenarnya?”
“Tidak,” jawab hakim.
Lelaki berjanggut itu lalu melepaskan janggut buatannya dan dia membuka pakaian atasnya. Lalu, dia mengambil sesuatu dari dalam tas kumalnya, yang ternyata adalah mahkota.
Sungguh terkejutlah hakim itu,”Baginda Raja!”
“Ya, aku rajamu yang ingin membuktikan sendiri cerita orang-orang tentang keadilan dan kebaikanmu. Sekarang, aku sudah membuktikannya. Kau boleh meminta hadiah apa pun dariku. Pilihlah yang paling kau sukai!” kata sang raja.
“Maafkan hamba Baginda, hamba tidak meminta apa-apa. Hamba hanya menjalankan kewajibanku sebaik mungkin. Hamba hanyalah mengikuti keteladanan yang telah diberikan baginda Nabi Muhammad saw dan Khalifah Umar bin Khatab. Lebih dari itu, hamba ingin mencari ridha Allah semata,” jawab hakim tenang.
Raja lalu merangkul hakimnya itu dengan penuh rasa bangga dan cinta.
Raja, Pengemis dan Hakim
Terpopuler
- Kisah Nyata : Nikmat Menjadi Pelacur & Hawa Nafsu Berakhir Pada Kesengsaraan
- Biografi Winston Churchil
- Biografi Wilhelm Conrad Rontgen
- Ta’awun (Tolong-menolong)
- Tuhan, Gadis Kecil dan 57 Cents - Kisah Nyata
- Semangkuk Nasi Putih
- Perangkap Tikus
- 3 Hal Cara Memotivasi Karyawan
- Tentang Anne Frank
- Biografi Fidel Castro,Presiden Kuba
Kategori
- A Bug's Life (1)
- Abraham Lincoln (1)
- albert Einstein (1)
- anatole france (1)
- Anne Frank (1)
- Arthur Rubinstein (1)
- Artikel Pengembangan Diri (14)
- artis (1)
- Ben Sweetland (1)
- Biografi (15)
- bisnis (6)
- Blog (2)
- Booker T. Washington (1)
- bree van de kamp (1)
- Carol Nelson (1)
- Cerita Inspirasi (71)
- Cinta (16)
- Claude Pepper (1)
- Dave Mustaine (1)
- desperate housewives (1)
- Dini Shanti (2)
- Dr Phil (2)
- Dudley Field Malone (1)
- Earl Nightingale (1)
- Eartha Kitt (1)
- Edna Buchanan (1)
- edukasi (10)
- emosi (9)
- Film (3)
- Forrest Gump (1)
- Frank Clark (1)
- Franklin P. Jones (1)
- Gallery (2)
- George Soros (1)
- H. Jackson Brown Jr (1)
- Henry David Thoreau (1)
- imajinasi (4)
- Imam Al-Ghazali (6)
- Imam Nawawi (1)
- Islam (4)
- Jack Canfield (1)
- James Dean (2)
- Johann Wolfgang Von Goethe (1)
- John Dewey (1)
- John F.Kennedy (2)
- kata bijak natal (1)
- kata mutiara (3)
- kata mutiara cinta (1)
- kata mutiara natal (2)
- kata-kata bijak (1)
- Kebenaran (2)
- kebiasaan (6)
- Kebijaksanaan (16)
- Kedamaian (2)
- kehidupan (38)
- kekayaan (2)
- Keluarga (4)
- kematian (2)
- kepemimpinan (5)
- Kepercayaan (2)
- Kerja Sama (1)
- kesuksesan (11)
- kevin smith (1)
- Leo Buscaglia (1)
- lucu (2)
- Mahatma Gandhi (1)
- Mario teguh (4)
- Michel de Montaigne (1)
- mimpi (5)
- Mother Teresa (5)
- motivasi diri (1)
- motivasi hidup (2)
- motivasi islam (3)
- Nelson Boswell (1)
- Norman Lindsay (1)
- O. A. Battista (1)
- O.A. Battista (1)
- Opini Tokoh (4)
- oprah Winfrey (2)
- paulo Coelho (1)
- pengalaman (6)
- pengembangan diri (16)
- perang (1)
- peribahasa (1)
- perkawinan (1)
- Persahabatan (3)
- perubahan (2)
- Politik (1)
- Religius (5)
- Renald Khasali (1)
- Richard Lamm (1)
- Satchel Paige (1)
- Thomas Dewar (1)
- Thomas Jefferson (2)
- tokoh dunia (5)
- tokoh ilmuwan (4)
- tujuan (2)
- uang (2)
- ucapan selamat natal (1)
- usia (1)
- Virgil (1)
- waktu (2)
- Walt Disney (1)
- walth disney (2)
- William A. Ward (1)
2015 All Rights Reserved Motivasipedia
Template Created by Aro

